Selasa, 23 April 2013

RESENSI NOVEL LASKAR PELANGI



Resensi Novel
Laskar Pelangi


                          Nama      : Hairiani
                          
Laskar Pelangi
Karya Andrea Hirata
Penulis                        : Andrea Hirata
Penerbit                       : Bentang Pustaka
Tanggal terbit              : Cetakan ke-26, November – 2008
Tempat terbit               : Yogyakarta
Jumlah halaman           : 534
Tebal buku                  : 23 mm
Jenis cover                   : Soft Cover
Kategori                      : Novel           

Cerita terjadi di desa Gantung, Kabupaten Gantung, Belitung Timur. Dimulai ketika sekolah Muhammadiyah terancam akan dibubarkan oleh Depdikbud Sumsel  jika tidak mencapai siswa baru sejumlah 10 anak. Ketika itu baru 9 anak yang menghadiri upacara pembukaan, akan tetapi ketika Pak Harfan, sang kepala sekolah, hendak berpidato menutup sekolah, Harun dan ibunya datang untuk mendaftarkan diri di sekolah kecil itu. Mulai dari sanalah dimulai cerita mereka. Mulai dari penempatan tempat duduk, pertemuan mereka dengan Pak Harfan, perkenalan mereka yang luar biasa di mana A Kiong yang malah cengar-cengir ketika ditanyakan namanya oleh guru mereka, Bu Mus. Kejadian bodoh yang dilakukan oleh Borek, pemilihan ketua kelas yang diprotes keras oleh Kucai, kejadian ditemukannya bakat luar biasa Mahar, pengalaman cinta pertama Ikal, sampai pertaruhan nyawa Lintang yang mengayuh sepeda 80 km pulang pergi dari rumahnya ke sekolah!  
Mereka “Laskar Pelangi” nama yang diberikan Bu Muslimah karena kesenangan mereka terhadap pelangi. Mereka pun sempat mengharumkan nama sekolah dengan berbagai cara. Misalnya pembalasan Mahar yang selalu dipojokkan kawan-kawannya karena kesenangannya pada okultisme (kepercayaan terhadap hal-hal supranatural seperti ilmu sihir) yang membuahkan kemenangan manis pada karnaval 17 Agustus. Kejeniusan luar biasa Lintang  yang menantang dan mengalahkan Drs. Zulfikar, guru sekolah PN yang berijazah dan terkenal yang akhirnya Lintang memenangkan lomba cerdas cermat. Pada bagian-bagian akhir cerita, anggota Laskar Pelangi bertambah satu anak perempuan yang bernama Flo. Anak perempuan yang tomboi berasal dari keluarga kaya. Dia merupakan murid pindahan dari sekolah PN yang kaya dan sekaligus tokoh terakhir yang muncul sebagai bagian dari Laskar Pelangi. Laskar Pelangi mengarungi hari-hari menyenangkan, tertawa dan menangis bersama. Kisah kesebelas kawan ini berakhir dengan kematian ayah Lintang yang memaksa Einstein cilik (Lintang) itu putus sekolah dengan sangat mengharukan. Dilanjutkan dengan kejadian 12 tahun kemudian dimana Ikal yang berjuang di luar pulau Belitong kembali ke kampungnya. Kisah indah ini diringkas dengan kocak dan mengharukan oleh Andrea Hirata, kita bahkan bisa merasakan semangat masa kecil anggota sebelas Laskar Pelangi.
Ini adalah kisah heroik 11 anak Belitong yang tergabung dalam “Laskar Pelangi” : Lintang, Ikal, Mahar, Syahdan, Kucai, Borek, A Kiong, Sahara, Trapani, Harun,  dan Flo. Andrea Hirata, dengan cerdas mengajak pembaca mengikuti nostalgia masa kanak-kanak di pedalaman Belitong yang berada dalam kehidupan kontras : kaya dengan tambang timah, tapi rakyatnya tetap miskin dalam kesehariannya.
Ini adalah cerita tentang semangat juang menyala dari anak-anak kampung Belitong untuk mengubah nasib melalui sekolah, yang harus mereka dapat dengan susah payah. Sebagian besar orang tua mereka lebih suka melihat anak-anaknya bekerja membantu orang tua di ladang, atau bekerja menjadi buruh kasar di PN Timah, daripada sekolah yang tak jelas masa depannya.
Derita sekolah itu tergambar jelas ketika SD Muhammadiyah di kampung miskin itu terancam tutup kalau murid baru sekolah itu tidak mencapai 10 orang. Kesebelas anak menyelamatkan masa depan suram pendidikan yang hampir hilang karena masalah ekonomi.
Kesebelas anak itu memiliki keunikan masing-masing. Di antara 11 anak Laskar Pelangi itu, Lintang dan Mahar adalah 2 di antara yang paling menonjol. Lintang jenius dalam bidang eksakta (tentang hal-hal yang bersifat konkret serta dapat dibuktikan dengan pasti), Mahar ahli di bidang seni budaya. Mereka seolah mewakili otak kanan dan otak kiri manusia. Lintang memiliki semangat juang yang tiada tara dalam belajar. Dia rela menempuh perjalanan dengan sepeda sejauh 80 km pulang pergi demi dapat memuaskannya untuk mendapatkan ilmu pengetahuan. Karena terlalu semangatnya hingga tercium karet terbakar dari sepatunya yang aus digerus pedal sepeda. Jika ada aral melintang di jalan dan terhambat sampai sekolah, tiada masalah baginya, asal dapat menyanyikan lagu “Padamu Negeri” pada akhir jam pelajaran.
 Novel Laskar Pelangi penuh dengan taburan wawasan yang luas seperti samudera dari penulisnya yang paham betul tentang ilmu eksakta, seni budaya, dan humor. Kita akan dibuat tersenyum geli dari humor kecil yang dilontarkannya, terharu bahkan menangis ketika membaca kisah heroik kesebelas anak Laskar Pelangi.
Andrea Hirata adalah seseorang yang suka bermimpi dalam menjalankan hidupnya. Namun, mimpi itu akan dia usahakan untuk menjadi kenyataan. Didalam novel Laskar Pelangi dia lebih menceritakan tentang masa lalunya di Belitong. Sehingga cerita yang ada didalam novel ini benar-benar bersuasana sama seperti tempat asli terjadinya kejadian tersebut. Novel pertama Andrea Hirata, Laskar Pelangi, telah berkembang bukan hanya sebagai bacaan sastra, namun sebagai referensi ilmiah. Adapun dalam novel keduanya, “Sang Pemimpi”, Andrea membawa kita ke dalam kenyataan hidup yang harus dihadapi tokoh Ikal yang mimpinya seakan sudah mencapai titik kemustahilan, lalu Andrea kembali membangkitkan semangat meraih mimpi dan menekankan begitu besarnya kekuatan mimpi Ikal yang akhirnya dapat mengantarkan ke Sorbonne, Paris, kota impiannya. Novel “Edensor” adalah novel ketiga dari tetralogi Laskar Pelangi. Novel ini bercerita tentang keberanian bermimpi, kekuatan cinta, pencarian diri sendiri, dan penaklukan-penaklukan yang gagah berani. Novel keempat, atau terakhir dalam rangkaian empat karya tetralogi Laskar Pelangi, adalah “Maryamah Karpov”. Novel ini menceritakan semua hal tentang Laskar Pelangi, A Ling, Arai, Lintang, dan beberapa tokoh dalam cerita sebelumnya. Dalam Maryamah Karpov, dengan ironi yang menggelitik dan khas, Andrea berkisah tentang perempuan dari satu sudut yang amat jarang diekspos dan membawa kita pada kisah yang menakjubkan sekaligus mengharukan. Dalam keempat novel tetralogi Laskar Pelangi, kita tak hanya menikmati epik yang bermutu. Kita juga akan menyaksikan bagaimana seorang penulis berbakat berevolusi dari satu karya ke karya yang lainnya .
Novel ini sangat bermanfaat, khususnya bagi siswa-siswi karena pada novel tersebut dikisahkan perjuangan yang begitu berat yang dialami oleh tokoh-tokoh Laskar Pelangi untuk bersekolah dan menuntut ilmu agar menjadi orang besar dan berguna nantinya. Keterbatasan yang ada bukan membuat mereka putus asa, tetapi malah membuat mereka terpacu untuk dapat melakukan sesuatu yang lebih baik.
Kelebihannya novel ini menceritakan tentang persahabatan dan kesetia kawanan yang erat dan juga mencakup pentingnya pendidikan yang begitu mendalam, serta kisahnya yang mengharukan. Berisikan motivasi bagi pembacanya dan banyak amanat yang dapat diambil dari kisah tersebut. Andrea Hirata mengajarkan kita agar tidak terlebih dahulu putus asa, jika ingin meraih mimpi yang diinginkan. Mengajarkan kita agar baik terhadap teman sesama dan mau untuk saling membantu. Namun, dengan segala keindahan dan kelebihannya, novel ini membuat para pembacanya mendapat sedikit kesulitan karena adanya bahasa Melayu, adanya ungkapan dan khiasan dalam kalimat membuat cerita ini sedikit terasa sulit. Walaupun begitu, cerita ini tetap memikat dan penuh dengan muatan pesan yang dapat direnungkan dan diterjemahkan dengan lebih dalam.
Berikut beberapa saran dari saya yaitu,  penggunaan ungkapan, khiasan dan bahasa Melayu dikurangi, agar pembaca nyaman dalam membaca dan memahami maknanya serta menyebutkan tahun di tiap-tiap peristiwa yang terjadi agar tidak membuat pembaca bingung dengan alurnya.
Novel Laskar Pelangi ini layak dibaca oleh orang-orang karena kita dapat mengambil beberapa pelajaran hidup yang penting, seperti kita menghargai hidup dan semua pemberian Tuhan. Selalu bersyukur dan pantang menyerah karena tidak ada yang tidak mungkin asal kita mau berusaha.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar