AIR
SEBAGAI PELARUT KEHIDUPAN
2.1
Air sebagai pelarut universal
Air
adalah molekul polar non-ionik.
Sehingga akan melarutkan sesuatu yang akan mirip dengan itu. Sebenarnya,
molekul air dibuat dari dua atom hidrogen dan oksigen. Dari
jumlah tersebut dua atom oksigen bermuatan negatif sedangkan atom hidrogen
membawa muatan positif. Karena kedua bermuatan lemah itu mengakibatkan molekul
netral dengan sendirinya.
Air merupakan pelarut yang baik sekali untuk senyawa
ion, seperti garam, karena daya tarik antara komponen ion dari molekul dan
dipolar air cukup untuk mengatasi tarikan antara ion-ion itu sendiri. Senyawa polar
non-ion, seperti gula dan alkohol sederhana, juga sangat larut dalam air.
Gugusan fungsional polar, seperti gugus hidroksil, dari senyawa non-ionik
dengan mudah mengikat hidrogen dengan molekul air, mendispersikan senyawa di
antara molekul air.
Suatu fenomena menarik terjadi ketika molekul
amfipatik, yang memiliki gugusan polar (hidrofilik) maupun nonpolar
(hidrofobik) didispersikan dalam air. Garam dari asam lemak (Gambar 3)
merupakan contoh dari molekul amfipatik karena kepalanya polar (gugus karboksilat)
dan ekor nonpolar (rantai hidrokarbon). Dalam larutan akua encer, garam seperti
membentuk micelles
2.2
Sifat kimia air
Air adalah suatu senyawa kimia
berbentuk cairan yang tidak berwarna, tidak berbau dan tak ada rasanya. Air
mempunyai titik beku 0°C pada tekanan 1 atm, titik didih 100°C dan kerapatan
1,0 g/cm3 pada
suhu 4°C. Ukuran satu molekul air sangat kecil, umumnya bergaris tengah sekitar
3 A (0,3 nm atau 3x10-8 cm). Wujud air dapat berupa cairan, gas (uap air) dan
padatan (es). Air yang berwujud cairan merupakan elektrolit lemah, karena di
dalamnya terkandung ion-ion dengan reaksi kesetimbangan sebagai berikut:
2H2O < ----> H3O+ + OH-
Di samping komposisinya yang
sederhana, air juga memiliki sifat-sifat kimia yang tergolong unik. Keunikan
ini terjadi sebagai akibat dari adanya ikatan hidrogen yang terjadi antar
molekul-molekul air. Ikatan hidrogen dalam molekul air terjadi karena adanya
sifat polar dalam air, sehingga tempat kedudukan atom hidrogen yang positif
akan menarik tempat kedudukan oksigen yang negatif dari molekul air lainnya.
Ikatan hidrogen terjadi dalam beberapa senyawa hidrogen, dimana atom hidrogen
menjembatani dua atom yang cenderung menarik elektron lebih besar
(keelektronegatifan). Ikatan hidrogen ini sifatnya lebih lemah dibandingkan
dengan ikatan kovalen. Namun demikian, ikatan hidrogen antara dua molekul air
yang berdekatan dan sifat terpolarisasi molekul air inilah yang berperan
terhadap sifat-sifat kimia dan fisik air yang unik itu terjadi. Molekul-molekul
dalam air dan es mempunyai banyak ikatan hidrogen dengan sesamanya.
Es yang
merupakan wujud air dalam bentuk padat, terdiri dari jaringan terbuka dari molekul-molekul
H2O
yang terikat oleh ikatan hidrogen. Jaringan es ini sangat terbuka, sehingga
jika es meleleh, maka ikatan-ikatan hidrogen itu putus dengan menghasilkan air
yang kerapatannya lebih besar dari es. Jika suhu air bertambah, maka
kerapatannya akan bertambah karena strukturnya lebih rapat sebagai akibat
terjadinya pemutusan ikatan hidrogen. Pada waktu yang bersamaan kerapatannya
berkurang karena cairan memuai. Pada suhu 4°C kedua pengaruh yang saling
berlawanan itu seimbang dan memiliki kerapatan tertinggi yaitu 1 gram/cm3. Di
atas suhu 4°C pemuaian termal itu lebih menonjol dan kerapatan air berkurang.
2.3
Sifat fisik air
Sifat fisik air berbeda sekali dari pelarut lain.
Contohnya, air sebagai hidrida oksigen (H2O) mempunyai titik lebur,
titik didih, panas penguapan, dan tegangan permukaan yang lebih tinggi daripada
hidrida sulfur (H2S) dan nitrogen (NH3) yang sebanding.
Sifat-sifat ini menunjukkan adanya kekuatan intermolekuler yang kuat dalam air
cair. Adanya sifat elektrik dipolar dari molekuler air yang menyebabkan
kekuatan ini. Dalam suatu molekul air, atom oksigen yang sangat elektronegatif
menarik elektron pengikat dari masing-masing dua atom hidrogen, mempolarisasi
ikatan. Suatu daerah positif parsial diciptakan di sekeliling tiap dua inti
hidrogen yang dihasilkannya. Daerah positif parsial dan daerah negatif parsial
di sekeliling atom oksigen menjadikan air suatu molekul dipolar. Sifat polar
dari air inilah yang memungkinkan tarikan elektrostatik antara
molekul-molekulnya. Akibat dari tarikan seperti ini disebut suatu ikatan
hidrogen, yang terjadi antara atom oksigen dari satu molekul air dan satu atom hidrogen
dari molekul lainnya. Ikatan antara H dan O hanya merupakan salah satu jenis
ikatan hidrogen yang dapat terjadi. Karena susunan dari elektron oksigen yang
hampir tetrahedral (sudut ikatan 104,5o), maka setiap molekul air
secara potensial dapat mengikat hidrogen dengan empat molekul lain
Penyelidikan terhadap air cair menemukan adanya
rata-rata 3,4 ikatan hidrogen per molekul. Sifat ikatan ini yang memungkinkan
air berikatan dengan dirinya sendiri menjadikan air suatu pelarut yang secara
relatif berstruktur, dan menyebabkan adanya kohesi internal yang
kuat sebagai suatu cairan.
|
2.4
Konsentrasi ion hidrogen dari sistem
biologi
Lingkungan akua dari sistem biologi memilki
konsentrasi ion hidrogen (H+) yang benar-benar tetap konstan.
Dipertahankannya konsentrasi H+ yang cocok sangat penting untuk
kehidupan setiap organisme karena reaksi biokimia sangat peka terhadap
fluktuasi konsentrasi ion ini. Dalam metabolisme yang dinamik, keberadaan dan
produksi dari banyak biomolekul secara terus-menerus mempengaruhi jumlah H+
yang ada. Jika tidak terdapat mekanisme untuk mengontrol perubahan konsentrasi
H+ , maka koordinasi efektif dari banyak reaksi yang merupakan
metabolisme akan hilang dengan cepat.
Proses kehidupan kemudian akan berhenti. Karena itu, suatu pengertian akan
mekanisme yang dengan ketat mengendalikan lingkungan H+ penting
untuk pengertian mengenai sistem perairan yang diatur dengan ketat yang
diperlukan oleh kehidupan.
2.5
Disosiasi air
Air sendiri menyumbang pada ion hidrogen untuk
sistem biologi, karena mengionisasi hingga suatu tingkatan yang sangat ringan
menghasilkan suatu ion hidrogen dan suatu ion hidroksil (OH-). H+
tidak terdapat dalam larutan akua saja, tetapi malah dalam keterkaitan dengan
suatu molekul air (transfer proton) untuk membentuk suatu ion hidronium (H3O+).
H2O + H2O <---> H3O+ + OH-
Namun,
untuk lebih mudahnya dan menurut konvensi, disosiasi air biasanya ditulis:
H2O <----> H+ + OH-
2.6
Senyawa biologi disosiasi
Asam asetat merupakan salah satu dari asam
Bronsted-Lowry yang dalam lingkungan akua memperlihatkan suatu disosiasi yang
tergantung pH. Sifat ionisasi seperti ini digunakan secara luas dalam sistem
kehidupan untuk membantu mendaparkan cairam biologis; mereka juga merupakan
ciri penting dari mekanisme biokimia.
Asam fosforik merupakan suatu contoh senyawa lain
yang memiliki tiga proton yang dapat terdisosiasi:
Perhatikan bahwa H3PO4
merupakan asam konjugat dari H2PO4-, yang
merupakan basa konjugat dari H3PO4 dan juga asam konjugat
HPO42-. Pada gilirannya, H2PO4- merupakan suatu basa konjugat (dari H2PO4-)
dan suatu asam konjugat (dari PO43-). Dengan demikian, H2PO4- dan HPO42-
memperlihatkan karakteristik dari suatu asam maupun suatu basa—sifat penting
dalam fungsi biologis dari fosfat anorganik.
2.7
Air merupakan pelarut biologik yang
ideal
Dalam
reaksi metabolik, air berfungsi sebagai reaktan tetapi juga sebagai produk. Air
juga menjadi pelarut yang ideal. Air sangat mempengaruhi
semua interaksi molekuler dalam sistem biologi. Adapun air mempunyai 2 sifat
yang penting yaitu secara biologis yaitu:
1.
Air
merupakan molekul polar
Struktur
tiga dimensi molekul air merupakan tetrahedron tidak beraturan dengan oksigen
pada bagian pusatnya. Dua buah ikatan dengan hidrogen kedua sudut tetrahedron,
sementara elektron-elektron yang tidak dipakai bersama pada kedua orbital
terhibridasi sp3, menempati dua sudut sisanya.
2.
Air
bersifat kohesif
Molekul-molekul
air yang berdekatan meiliki afinitas yang tinggi satu sama lainya. Daerah
bermuatan positif dan satu molekul air cenderung akan mengarahkan diri kepada
daerah bermuatan negatif pada salah satu molekul didekatnya.
PUSTAKA
Anonim. 2013. http://biologiwalisongo.blogspot.com/2013/03/keistime waan-air.html (Diakses
pada tanggal 18 Mei 2013)
Anonim. 2012. http://indscience.wordpress.com/pelarut-universal/. (Diakses pada tanggal 18 Mei 2013)
Anonim. 2013. http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/biokimia /bab%202.
(Diakses pada tanggal 18 Mei 2013)
Anonim. 2013. http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_das
ar/asam_dan_basa/air-sebagai-pelarut/ (Diakses pada tanggal 18 Mei 2013)
Anonim. 2013. http:// www.oseanografi.lipi.go.id/sites/default/files/ oseana_xxviii(3)17-25.pdf (Diakses
pada tanggal 18 Mei 2013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar